19 Desember, 2009

Tips/Cara Menjaga Tubuh Tetap Sehat Dengan Pola Hidup Sehat

Dalam menjalani hidup sehari-hari kita sebaiknya selalu mengedepankan kesehatan tubuh dan jiwa kita karena sehat itu nikmat dan juga ada pepatah yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan menghargai kesehatannya sendiri di saat ia masih sehat. Begitu pentingnya kesehatan sehingga ada orang yang rela membayar milyaran rupiah untuk kesehatan dirinya di saat dia sakit.

Tip berikut ini adalah contoh kegiatan yang dapat kita jalani dalam keseharian kita di dunia. Kegiatan atau aktivitas tersebut masuk ke dalam penerapan pola hidup sehat, yaitu :

1. Menghindar / Berhenti Dari Kebiasaan Bodoh Yang Menjijikkan

Kegiatan bodoh yang bagi sebagian orang disangka / dianggap sebagai kegiatan yang keren, macho dan gaul adalah seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang / narkotika / zat additif lainnya yang menyebabkan kecanduan.

Bayangkan saja jika sudah terkena salah satu aktifitas bodoh di atas maka seseorang bisa mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang candu tersebut, untuk biaya berobat di masa depan, membuang banyak waktu untuk membeli dan mengkonsumsi barang-barang haram tersebut.

Menggunakan barang menjijikkan tersebut tentu saja menambah dosa kita berlipat ganda karena dampak / efeknya tidak hanya kita saja yang merasakan, namun juga orang lain seperti orang tua, teman, keluarga, pacar, dan lain sebagainya.

2. Jangan Melakukan Hubungan Seks Bebas Di Luar Nikah

Seks memang enak bagi sebagaian orang. Namun alangkah terhormat dan terpujinya apabila hubungan sex tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dengan doa restu dari banyak orang. Kebanyakan ngeseks memang disepelekan bagi pasangan yang sudah terbiasa melakukannya ataupun bagi orang yang mudah terangsang tanpa iman yang kuat.

Dampak akibat dari pergaulan bebas melakukan seks pranikah yaitu misalnya seperti :
a. hamil di luar nikah dan si laki-laki lari dari tanggungjawab.
b. terkena penyakit menular seperti AIDS yang tak ada obatnya.
c. dosa besar kepada Tuhan
d. dikucilkan dari pergaulan dan masyarakat
e. digrebek polisi / satpol pp / hansip
f. dibunuh pacar sendiri, diperkosa, dsb.
g. ketagihan akan orgasme dan berkembang ke tahap yang membahayakan.
h. awal dari kegiatan bodoh nomor 1 di atas.
i. susah mendapat jodoh ketika mau serius nikah.
j. berbohong pada orang tua, keluarga, kerabat, teman, dsb.
k. dan masih banyak lagi akibat buruknya.

Tujuan dari seks untuk mendapatkan klimaks / orgasme banyak didewakan oleh banyak orang yang tersesat dan mereka akan mencari korban lain untuk diajak dan diseret ke dalam lembah hitam tersebut. Jika berhbungan dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa ikatan pernikahan sebaiknya jangan melihat sisi enaknya saja kalau ngesex, tapi lihat sisi negatifnya yang sangat banyak. Anda akan jijik melakukannya.

3. Makan Makanan Yang Sehat Dan Sesuai Aturan

Makanan enak belum tentu sehat. Banyak makanan serta minuman yang berbahaya dan tidak sehat apabila dikonsumsi. Contohnya seperti penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan dan minuman yang seharusnya digonakan untuk mengawetkan mayat / jenazah / bangkai.

Kalau jajan jangan sembarangan. Belilah makanan dan minuman di tempat yang dapat terjamin kebersihan / higienitas makanan minuman tersebut. Hati-hati dan selalu waspada terhada apa pun yang akan kita masukkan ke dalam mulut kita karena bisa saja minuman atau makanan yang kita beli dan siap disantap tersebut telah dicampur dengan zat beracun yang berbahaya seperti arsenik, obat tidur, racun seangga, racun tikus, pengewet bukan untuk makanan dan minuman, dan lain sebagainya. Lihat pula kebersihan tempat serta pengolahan dan pemilihan bahan baku makanan / minuman.

Jangan mudah tergoda dengan iklan di tv, radio, surat kabar, majalah, sales, dan lain sebagainya. Terkadang produsen pun berbohong demi mendapatkan keuntungan yang besar dan bekerjasama dengan oknum pemerintah agar tutup mulut.

Makan makanan dan minuman yang bergizi yang disesuaikan dengan kondisi tubuh, aktivitas serta usia kita. Makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang adalah kebiasaan yang baik. Jangan pernah lupa dengan empat sehat lima sempurna yang sering kita dengar dari dulu kala. Makan dengan asupan gizi seimbang karena apa yang kita makan akan merepresentasikan diri kita di masa yang akan datang.

4. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri Dan Lingkungan Sekitar Kita

Kebersihan diri sendiri perlu diperhatikan dan dijaga dengan baik karena terkait / berkaitan erat dengan penampilan kita di masyarakat umum. kerapihan dan kebersihan badan seperti rambut, kuku, wajah, mata, telinga, kulit, mulut, gigi, tangan, kaki, dll dapat memberi efek pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Hindari bertukar peralatan mandi, bersolek, kesehatan, pakaian pribadi dengan orang lain karena mungkin dapat menularkan penyakit yang berbahaya.

Bayangkan saja kalau ada orang sakit gigi akut bisa menyebabkan dia tidak masuk kantor berhari-hari karena rasa sakitnya yang tidak tertahankan. Orang yang memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan lain-lain.

Jaga kebersihan lingkungan dari sampah dan gangguan penyakit lingkungan karena lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Sampah yang menimbun dan membusuk mampu mengeluarkan bau yang tidak sedap / enak, pemandangan yang kumuh / kotor, bunyi lalat yang beterbangan, suara sumpah-serapah orang yang berada disekitarnya, dan lain sebagainya.

Sampah juga bisa menjadi sarang penyebar penyakit seperti tikus yang menyebarkan penyekit leptospirosis melalui kencing tikus serta tipes / tipus. Nyamuk juga bisa menyebarkan bibit plasmodium yang dapat berkibat melaria dan demam berdarah pada seseorang. lalat yang menebar bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit pencernaan seperti beri-beri, mencret, diare, dan sebagainya.

Polusi seperti limbah sampah dan wc rumah tangga, limbah pabrik, polusi suara, dan polusi lainnya perlu diselesaikan dengan sigap dan terkoordinir dengan baik antar anggota masyarakat di suatu lingkungan agar menghasilkan hasil lingungan bersih dan nyaman yang baik

5. Berolahraga Dan memeriksakan Kesehatan Ke Dokter Secara Berkala

Berolah raga secara teratur dapat memacu jantung, pernafasan dan peredaran darah menjadi lebih baik. Biasakan berolah raga setiap hari dengan kegiatan yang ringan seperti berjalan kaki, senam, fitnes, joging, bersepeda, atau melakukan olah raga penuh seperti main badminton, sepak bola, lari maraton, tenis, bola basket, dan lain sebagainya.

Selain olah raga ada lagi yang tidak kalah pentingnya dengan olahraga yaitu periksa kesehatan berkala secara teratur ke dokter. Guna pemeriksaan kesehatan terprogram adalah agar penyakit atau kelainan yang timbul dapat terdeteksi dengan lebih cepat sehingga pengobatan pun tidak akan memakan banyak biaya, waktu dan tenaga.

6. Hindari Stress Yang Menyebalkan Dengan Cara Yang Sehat Dan Halal

Untuk menghindari stress diperlukan strategi untuk masing-masing individu. Carilah cara yang terbaik untuk menghilangkan stress dengan cara anda sendiri yang mudah, dapat dilakukan di mana-mana, murah meriah, sehat, halal, dan enak dilakukan. Contoh aktivitas penghilangan stres adalah seperti mendengarkan musik yang menurut pribadi enak didengar dan ngilangin beban pikiran yang ada, main video game, main musik musik, olah raga, ngobrol ama temen sobat karib, curhat, maen kartu non judi, pacaran sehat, makan, melakukan hubungan suami isteri / intim dengan pasangan yang sah, nongkrong di wc, jalan-jalan ke mall, nyanyi, main mainan anak kecil, berkebun, mancing, teriak di tempat sepi, tidur / bobo, dan lain sebagainya.

Intinya dalam hidup anda adalah nyantai aja dengan semua problema yang ada. Buat apa susah (stres), susah itu tak ada gunanya. Emosi anda jangan sampai menjadi jahat dan menguasai diri anda, karna emosi yang tidak terkendali dan terkadang menjadi dendam, sakit hati, dan lain sebagainya yang terlihat bodoh bagi orang lain. Ada masalah / problem yang bisa bikin anda depresi cuek aja lah, kayak nggak ada kerjaan laen saja.

Tidur yang cukup, dekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing asal tidak jahat, serta melaksanakan program pola hidup sehat dapat mencegah stres maupun depresi yang apabila sudah parah dan kronis bisa menjadi gangguan jiwa dan penyakit jiwa yang membuat anda perasa tertekan dan malu pada orang banyak. Konsultasikan dengan psikolog jika anda memiliki masalah kejiwaan atau orang lain yang anda percaya jika anda malu. Buka hati anda untuk menerima kritik, masukan dan saran dari orang lain dan rubah gaya hidup anda jika diperlukan demi kesehatan jiwa / batin anda.


Selengkapnya...

20 September, 2009

Akhirnya Lebaran Idul Fitri Bisa Serentak

Tanggal 1 Syawal 1430 H atau hari raya Idul Fitri akhirnya bisa serentak seluruh Indonesia menyusul penetapan pemerintah dalam hal ini Departemen Agama bahwa tanggal 1 Syawal 1430 H jatuh pada hari Ahad, 20 September 2009.

Kecuali beberapa kelompok kecil umat Islam yang bersifat lokal, semua anggota ormas Islam di Indonesia dipastikan menjalankan shalat Idul Fitri pada hari yang sama, karena beberapa ormas Islam yang hanya berdasarkan pada hisab atau perhitungan astronomis telah menyatakan 1 Syawal juga jatuh pada hari Ahad.

Sebelumnya, ada kekahwatiran rukyatul hilal di sejumlah titik strategis tidak tidak berhasil karena terhalang mendung sehingga bisa terjadi perbedaan.

Menteri Agama sebelum memimpin sidang itsbat menegaskan bahwa penetapan 1 Syawal Departemen Agama dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyat sekaligus.

Keputusan tangal 1 Syawal jatuh pada hari Ahad diambil oleh Menteri Agama dalam sidang itsbat, Sabtu (19/9) malam setelah mendapatkan laporan hilal telah terlihat di dua titik, yakni di Pelabuhan Ratu Sukabumi dan menara masjid agung Jawa Tengah di Semarang.





Selengkapnya...

Mencari Alasan


Exist – Mencari Alasan


iklasnya hati sering kali disalah arti

tulusnya cinta tidak pernah engkau hargai

berlalu pergi dengan kelukaan ini

ku mengalah ku bersalah


berpaling muka bila saling bertatap mata

seolah kita tiada pernah saling menyinta

mencari sebab serta mencari alasan

supaya tercapai hasratmu


manis di bibir memutar kata

malah kau tuduh akulah segala penyebabnya

siapa terlena pastinya terpana

bujuknya rayunya suaranya

yang minta simpati dan harapan




dengan pengunduran diriku

tetapi bagi diriku suatu ketenangan

andainya kita terus bersama

belum tentu kita bahagia

selama tidak kau rubah cara hidupmu


ada baiknya bila tidak lagi bersama

terasa jauh kini ku kini dengan dosa

aku tinggalkan walau tanpa kerelaan

yang nyata kau tidak mengubah



Lirik lagu Exist – Mencari Alasan ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Exist – Mencari Alasan.



Selengkapnya...

05 Agustus, 2009

Pertanyaan : Apakah Shalat tasbih dan shalat nisfu sya’ban itu bid’ah ?

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda dg kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai shalat tasbih, riwayatnya adalah berkata Rasulullah saw kepada Abbas ra : “Wahai Abbas, wahai pamanku, maukah kau kuberi?, maukah kau termuliakan?, maukah kau kuajari keluhuran..?, maka perbuatlah 10 hal, yg jika kau kerjakan maka Allah akan mengampuni dosamu yg pertama dan terakhir, dosa yg terdahulu dan yg baru, yg sengaja dan tak sengaja, yg besar dan yg kecil, yg tersembunyi dan yg terang terangan, 10 bagian yaitu kau shalat 4 rakaat, dan kau membaca pada setiap rakaat surat Fatihah dan surat lainnya,jika selesai dari bacaannya maka bacalah Subhanallah walhamdulilllah walaa ilaha illallah wallahu akbar 15X, lalu……(demikian Rasul saw meneruskan bacaan shalat tasbih sebagaimana kita ketahui).. maka jadilah setiaprakaat 75X dzikir itu, lakukan demikian 4 rakaat, maka lakukanlah jika mampu akan hal itu setiap hari, jika tidak maka setiap jumat sekali, jika tidak maka setiap bulan sekali,jika tidak maka setahun sekali, jika tidak maka seumur hidupmu sekali (HR Sunan Abi Dawud bab shalat tasbih, Mustadrak ala shahihain Bab Shalat Tattawwu’, Fathul Baari Bisyarah Shahih Bukhari Bab Fadhl Attasbih, dll).
Mengenai shalat nisfu sya’ban saya belum menemukan riwayatnya yg shahih dan tsigah, namun kita lebih percaya pada parea Kyai kita daripada mereka yg dangkal dalam ilmu hadits
jikapun hal itu bid’ah, maka tentunya Bid’ah hasanah, Shalat sunnah boleh dil;akukan kapan saja, maka jika memperbanyak ibadah di malam nisfu sya’ban dengan memperbanyak shalat, apakah salahnya?
salahkan orang memperbanyak sujud dimalam itu?
sebagaimana riwayat shahih ketika Imam Masjid Quba mengada ada dengan membaca surat alikhlas pada setiap rakaat setelah fatihah baru kemudian surat lainnya,
maka makmumnya memprotesnya, kenapa surat al ikhlas disederajatkan dg fatihah??
maka imam itu keras kepala dan tak mau merubahnya, kabar disampaikan pada Rasul saw, dan Rasul saw memanggilnya dan menanyakannya, maka Imam Masjid Quba menjawab tanpa dalil, seraya berkata : “Aku mencintai surat Al Ikhlas.., maka Rasul saw bersabda : cintamu pada surat al ikhlas akan membuatmu masuk sorga” (Shahih Bukhari).
jelas sudah, Rasul saw tak menyalahkan orang yg membuat buat suatu hal yg beliau saw tak ajarkan, selama hal itu baiik, berikut masalah Bid’ah hasanah :
BID’AH





Selengkapnya...

Siapkan diri menyongsong ramadhan

Dalam kitab “Baina Yadai Ramadlan” disebutkan, bahwa di bulan Sya’ban inilah, -tepatnya tahun ke dua hijriyah-, penentuan arah Qiblat itu ditetapkan. Dimana sebelumnya, selama tujuh belas bulan berada di Madinah, Nabi SAW ketika sholat menghadap Al-Quds (Baitul Maqdis di Palestina), tetapi kemudian Allah SWT mengabulkan keinginan hati Nabi SAW, sehingga menghadap Qiblatnya berpindah ke arah Ka’bah (Masjidil Haram di Makkah Al-Mukarramah). Sebagaimana sebab turunnya surat al-Baqarah, ayat 144: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Qiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram”.


Itu di antara nilai sejarah yang ada di bulan Sya’ban. Berikut ini adalah pembicaraan berkenaan dengan bulan Sya’ban, serta fadlilah (keutaman)nya:

Bulan yang sangat digemari Nabi untuk berpuasa.
Diriwayatkan dari Aisyah RA, berkata; “Saya tidak melihat Rasulullah SAW berpuasa lengkap sebulan penuh kecuali di bulan Ramadlan. Dan saya tidak melihat yang banyak dipuasani Rasulullah SAW kecuali di bulan Sya’ban”. HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan lainnya.
Shahabat Anas bin Malik RA juga meriwayatkan, bahwa “Rasulullah SAW itu puasanya sedang-sedang aja, antara puasa dan tidaknya secara berimbang, di sepanjang tahunnya. Namun, ketika masuk bulan Sya’ban beliau tampak kelihatan rajin dalam menekuni puasanya”. HR Imam Ahmad dan Thabrani.
Dalam hal ini, Imam Ibnu Hajar menjelaskan hadits yang disebutkan di atas, bahwa hampir hari-hari di bulan Sya’ban ini dipuasani oleh Rasulullah.[1]

Merangkaikannya dengan Ramadlan.

Dari Aisyah RA berkata bahwa; “Di antara bulan-bulan yang sangat dicintai Nabi dalam melakukan puasa adalah di bulan Sya’ban, lalu menyambungkannya dengan bulan Ramadlan”. HR. Abu Dawud.

Allah SWT telah memproklamirkan Pengampunan-Nya.

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal RA bahwa Rasulullah SWT bersabda; “Pada malam Nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban), Allah SWT akan mengumumkan kepada sekalian manusia, bahwa Ia akan mengampuni orang-orang yang mau beristighfar (minta ampunan-Nya), kecuali kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya, juga orang-orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim”. HR. Al-Thabrani dan Ibnu Hibban.
Dalam riwayat lain dari Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Malaikat Jibril telah datang kepadaku, seraya berkata (memberikan informasi): Malam ini adalah malam Nisfu Sya’ban. Dan pada malam ini pula Allah akan membebaskan hamba-hamba-Nya dari api neraka. Namun Allah SWT akan membiarkan enam kelompok manusia tetap dalam neraka, karena telah melakukan dosa-dosa besar, yaitu:
1. orang yang menyekutukannya (syirik),
2. orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim.
3. orang yang memutuskan tali shilaturrahmi (hubungan kekerabatan).
4. orang yang sombong, yang berjalan dengan penuh keangkuhan.
5. orang yang durhaka terhadap kedua orang tuanya.
6. orang yang kecanduan minuman keras”. HR. Baihaqy.

Amal Perbuatan manusia akan dilaporkan ke hadiran Allah SWT.

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid RA berkata, “Wahai Rasulullah, saya lihat anda lebih bersemangat (lebih rajin) berpuasa di bulan Sya’ban ini, dibanding bulan-bulan lainnya. Mengapa (ada apa gerangan)?”. Nabi menjawab; “Karena Sya’ban ini bulan agung, yang banyak dilupakan orang. Padahal, di bulan inilah amal perbuatan manusia akan dinaikkan (dilaporkan) ke hadirat Allah. Kerena itu, saya ingin (lebih senang) bila di saat amalan-amalan itu diangkat (dihadirkan) kepada Allah, kondisi saya dalam keadaan puasa”. HR Nasa’i.[2]
Berkaitan dengan ini, para ulama menjelaskan akan perhatian dan begitu antusiasnya Nabi di bulan Sya’ban, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadlan. Diantaranya, bila digambarkan adalah sbb:

Perhatian dan sayang Nabi SAW terhadap isteri-isterinya.

Imam Ibnu Hajar menyebutkan, bahwa di antara hikmah (rahasia, mengapa) Rasulullah SAW memperbanyak puasanya di bulan Sya’ban adalah karena isteri-isterinya banyak yang menuntaskan tanggungan (menjalankan qadla puasa Ramadlan, karena berhalangan, haidl dan sebab-sebab lain) di bulan Sya’ban ini. Jadi, Nabi SAW tidak ingin terlalu merepotkan isteri-isterinya, kecuali menghormati dan bahkan menemani aktifitas ritual yang sedang dijalankan isteri-isterinya. Luar bisa, sikap dan cara Nabi SAW dalam memberikan semangat atau support terhadap isteri-isterinya.

Waktu yang sangat tepat untuk mengevaluasi diri.

Adalah pesan shahabat Umar RA, agar kita selalu berintropeksi terlebih dahulu. Beliau mengingatkan, “Hasibu Anfusakum Qabla An-Tuhasabu, Wa-Zinu A’malakum Qabla An-Tuzanu ‘Alaikum”. Makanya, alangkah baiknya bila kesempatan di bulan Sya’ban ini kita bisa mengevaluasi diri, bisa berintropeksi apa yang telah perbuat sepanjang tahun ini. Kita telah melalui dengan bagaimana, apa yang telah kita kerjakan, serta dengan aktifitas apa saja selama ini. Sudahkah kita mengindahkan antara hak dan kewajiban kita. Bukankah kita telah banyak alpa kepada Allah, ataupun khilaf kita kepada sesama manusia.
Terlalu banyak, -dan kita tidak pernah akan sanggup menghitung- kasih sayang, nikmat dan anugerah yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Kita ini telah banyak dikaruniai kesehatan, ketenangan, rasa aman dan hidup nyaman. Namun, sering lengah terhadap kehadiran Allah SWT. Berapa banyak dosa yang telah kita perbuat. Apakah selama ini, kita telah menjalankan perintah-Nya dengan baik dan benar. Sadarkah, bahwa kita sering “bolang-bolong”, menyepelekan ibadah, menggampangkan sholat lima fardlu, dsb. Sudah sebanding/berimbangkah antara kenakalan dan ampunan yang kita harapkan. Apakah sudah diimbangi dengan ketundukan kita kepada-Nya. Dalam istilah Ustadz Nakip Pelu; “Repotnya, mengapa kita ini hanya selalu Nasta’iin (minta pertolongan, minta ini-itu, dst), tanpa diimbangi dengan Na’budu (beribadah yang baik dan benar)”. Mestinya, kita tahu diri dan malu ketika hanya “Nosto’an-Nasta’in” melulu, tanpa pernah mau meningkatkan “Na’bud”nya. Maka dari itu, pada bulan inilah sangat layak untuk merenungkan, apakah kita telah memenuhi wajiban kita sebagai hamba yang baik, dan pandai bersyukur?
Lalu, terhadap manusia dan sesama saudara muslim, apakah juga telah penuhi hak-haknya? Bukankah kita pernah menyakitinya, menaruh curiga terhadapnya, mengumpat dan menggunjingya, dst? Baik yang disengaja, ataupun tidak. Kesemuanya perlu dibersihkan, untuk menghadap Allah SWT dengan kondisi yang suci, sehingga kita bisa lebih dapat meraih Ramadlan yang berkwalitas.

Menjadikannya sebagai tahap persiapan mental (pemanasan).

Disamping itu, bulan Sya’ban juga sangat baik dijadikan sebagai tahap persiapan, sehingga ketika masuk bulan suci Ramadlan telah siap dan terbiasa untuk memaksimalkan sajian, fadlilah dan kemurahan Allah SWT, dan lebih meningkatkan kwalitasnya di bulan suci Ramadlan nantinya.
Karena itu, pada masa persiapan ini, kita mestinya –sebisa mungkin- mampu menghadirkan hati yang suci, lisan yang tidak henti-hentinya berdzikir, juga jiwa yang siap “berharap” pada ridla Allah SWT. Sehingga dengan persiapan yang cukup matang ini, -yang telah dimulai sejak di bulan Sya’ban, sebagaimana Nabi SAW dalam mempersiapkan dirinya- kita akan lebih bisa menjalani puasa ini dengan penuh berisi dan berkwalitas, dan nantinya kita bisa berharap lebih optimis untuk mendapatkan ridla-Nya. Bagaimana tidak, karena kita telah puasa dengan yang sebenar-benarnya. Puasa yang tidak hanya sekedar meninggalkan makan dan minum, tetapi juga mampu mengendalikan godaan nafsu dan syahwat selama berpuasa.

Selengkapnya...

Menyambut Ramadhan (1) Amalan Bulan Sya’ban

Saudara-saudara seiman !!!
Mari kita sambut bulan Ramadhan yang penuh berkah mulai bulan Sya'ban ini. Kita persiapkan diri kita baik fisik dan rohani untuk bulan yang penuh karunia tersebut.

Mempersiapkan rohani kita adalah dengan mulai mempelajari hal-hal penting yang perlu kita amalkan selama bulan tersebut. Kita buka kembali pelajaran fiqhus-syiyam kita, yaitu fikih berpuasa yang benar dan sesuai ajaran. Kita sadarkan diri dan kesadaran kita akan pentingnya bulan tersebut bagi agama dan keimanan kita.


Secara fisik, kita juga harus mempersiapkan diri di bulan ini dengan melatih diri memperbanyak ibadah dan khususnya puasa. Itulah salah satu hikmah kita dianjurkan memperbanyak puasa pada bulan Sya'ban ini. Dan di bulan Sya'ban ini juga ada malam nisfu sya'ban, yaitu malam pertengahan bulan Sya'ban. Lepas dari kuat tidaknya dalil mengenai amalam pada malam tersebut, namun malam itu bisa kita jadikan waktu pengingat kembali akan persiapan-persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh maghfirah. Berikut ini hadist-hadist seputar keutamaan bulan Sys'ban semoga bisa kita baca dan amalkan:
Dari Aisyah r.a. beliau berkata:"Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan Sya'ban". (h.r. Bukhari). Beliau juga bersabda:"Kerjakanlah ibadah apa yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian bosan".
Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah s.a.w.:'Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah s.a.w. menjawab:"Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (h.r. Abu Dawud dan Nasa'i).
Dari A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.
Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya. Wallahu a'lam


Selengkapnya...

Malam Nisfu Sya'ban


Ada sebuah hari yg jika amal baik banyak dilakukan padanya maka kita akan mendapatkan pahala yang mempunyai nilai lebih. Hari itu adalah pertengahan bulan Sya’ban. Terutama pada malamnya. Penyusun kitab Durratun Nasihin menukil sebuah hadits yang mengatakan, “Tahukah kalian, mengapa dinamakan Sya’ban? Para Sahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah Saw kemudian menyambung, ; Karena padanya terdapat banyak kebaikan”. (Durratun Nasihin, Utsman bin Hasan Al-Khaubawi, hal 207).
Berkata Al-Imam As_Syafi’i ra, “Sampailah kepadaku bahwasanya do’a mudah mendapatkan ijabah pada lima buah malam. Yaitu ; malam Jum’ah, dua buah malam ‘id, permulaan malam Rajab dan Nisfu Sya’ban (malam pertengahan Sya’ban)” (Raudhatut Thalibin Wa ‘Umdatul Muftin, hal 172).



Dalam sebuah hadits riwayat Abi Hurairah yang lumayan panjang, disebutkan bahwasanya Malaikat Jibril as mendatangi Rasulullah Saw dimalam Nisfu Sya’ban. Beliau mengatakan bila pada tiap – tiap malam Nisfu Sya’ban dibuka oleh Allah Swt sebanyak 300 pintu rahmat. Dan Allah Swt memberikan pintu ampunan didalamnya kepada siapa saja yang mampu memanfaatkan malam tersebut dengan berbagai amal kebaikan. Terkecuali ada beberapa golongan yang terhalang karena perbuatan – perbuatan mereka sendiri. Diantara mereka yang terhalang itu ialah kalangan musyrikin, pelaku sihir, para dukun, penyuka miras dan narkoba, pezina, pemakan harta riba, pendurhaka kedua orang tua, penyebar adu domba (fitnah) dan para pelaku penggugur kandungan.
Ada beberapa cara menurut tuntunan ulama Syafi’iyyah untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Diantaranya dengan menjalankan beberapa ibadah shalat sunnah ma’tsurah (yang ada tuntunan kesunahannya jika dilaksanakan menurut Al-Hadits). Salah satu diantara beberapa shalat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam tersebut adalah Shalat Sunnah Tasbih. Karena pahala mengerjakan shalat sunnah tasbih sungguh besar. Kesunnahan mengerjakan shalat tasbih ada disebutkan dalam beberapa kitab Hadits. Diantaranya adalah Sunan Abi Dawud (hadits no 1105), Sunan Ibnu Majah (hadits no 1377), As_Sunanul Kubra lil Baehaqi (Juz 3, hal 51), Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain lil Hakim (hadits no 1141), Al-Mu’jamul Kabir Lith Thabrani (hadits no 11457), Shahih Ibnu Khuzaemah (hadits no 1149).
Sebenarnya shalat sunnah tasbih ini tidak hanya disunnahkan untuk dikerjakan pada tiap – tiap malam nisfu sya’ban saja. Apabila setiap muslim mau mengerjakan shalat tasbih tiap hari maka itu sungguh amal ibadah yang lebih baik. Jadi janganlah kita salah i’tiqad. Keliru jika ada orang berpemahan bahwa khusus untuk malam Nisfu Sya’ban disunahkan mengerjakan shalat sunnah tasbih. I’tiqad yang benar adalah bahwa shalat sunnah tasbih itu disunahkan oleh Rasulullah Saw untuk dikerjakan setiap hari. Kalau ada seorang muslim yang mau mengerjakan shalat tasbih pada tiap – tiap malam maka itu sungguh perbuatan yang mulia dan besar pahalanya. Termasuk diantaranya jika dikerjakan pada malam Nisfu Sya’ban.
Fadhilah atau pahala shalat sunnah tasbih menurut hadits yang terdapat dalam kitab – kitab diatas adalah barangsiapa mau mengerjakannya maka ia akan diampuni dosa – dosanya oleh Allah Swt, baik yang disengaja ataupun tidak. Dan anjuran Rasulullah Saw sendiri mengatakan bahwa jika mampu kerjakanlah tiap hari, bila tidak mampu tiap hari maka kerjakanlah tiap jum’ah sekali, bila tidak mampu tiap jum’ah sekali maka kerjakanlah sebulan sekali, bila tidak mampu tiap bulan sekali maka kerjakanlah setahun sekali dan bila tidak mampu setahun sekali maka kerjakanlah walau seumur sekali.
Oleh karenanya Jumhur Ulama Syafi’iyyah tidaklah sepakat terhadap kalangan yang menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan cara mengerjakan Shalat Raghaib 100 reka’at apalagi secara berjama’ah. Karena hal tersebut tidak berdasarkan nash yang sharih serta shahih. Fatwa larangan terhadap shalat raghaib 100 rekaat pada malam Nisfu Sya’ban tersebut ada di beberapa kitab Fiqh Syafi’iyah. Diantara itu misalnya dalam Kitab I’anatuth Thalibin termaktub sbb ;

Artinya, “Berkata muallif dalam Irsyadul ‘Ibad ; Dan sebagian dari perbuatan bid’ah yang tercela dimana pelaku berdosa bila mengerjakannya serta wajib bagi penguasa untuk melarang pengerjaannya ialah ; Shalat Raghaib 12 reka’at antara maghrib dan ‘isya pada permulaan awal Jum’ah bulan Rajab, Shalat Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rekaat, Shalat di Akhir Jum’ah bulan Ramadhan sebanyak 17 rekaat dengan niat meng-qadha shalat wajib yang tidak ditunikannya dan Shalat pada hari ‘Asyura sebanyak 4 rekaat atau lebih” (lih, I’anatuth Thalibin, Juz 1 hal 312).
Adapun kaefiyah mngerjakan shalat sunnah tasbih adalah dikerjakan dalam 4 reka’at. Tiap – tiap dua reka’at salam sekali. Dan pada tiap – tiap reka’at membaca Al-Fatihah serta Surah Al-Qur’an yang disukai. Setelah selesai membaca suratan kemudian membaca kalimah tasbih seperti dibawah ini sebanyak 15 kali. Bacaan tasbihnya adalah ;

(Subhanallah walhamdu lillah wala ilah illallahu wallahu akbar)
Lalu sesudah itu ruku’ dan membaca tasbih 10X. Kemudian I’tidal dan membaca tasbih 10X. Demikian dan seterusnya tiap – tiap selesai pada tataran yang ada dalam shalat sesudahnya membaca tasbih masing – masing 10 kali. Jadi bacaan tasbih yang dibaca 15 kali hanya sesudah membaca Al-Fatihah dan suratan.
Sesudah selesai mengerjakan shalat tasbih, perbanyaklah dzikir dan doa. Diantara doa yang sering dibaca pada malam Nisfu Sya’ban adalah doa :

Namun doa diatas sifatnya tidaklah mengikat. Silahkan pilih doa – doa yang anda sukai dan berkesan dihati sehingga anda benar – benar dapat merasa tengah mengadu kepada Dzat Yang Maha Kuasa.
Demikian uraian singkat ini semoga bermanfaat.


Selengkapnya...

17 Juli, 2009

Launching Bundling Speedy Super Murah


elkom menjalin kerjasama dengan Intel Indonesia Corporation serta lima vendor komputer terkemuka, yakni PT. Hewlett Packard (HP) Indonesia, PT. Acer Indonesia, PT. Tera Data Indonusa, PT. Zyrexindo Mandiri Buana dan PT. Astrindo Senayasa. Kolaborasi itu dilakukan guna memperluas penetrasi PC dan internet broadband di Indonesia.

Menurut Direktur Konsumer, I Nyoman G Wiryanata, bunling Speedy dan Yes TV dan Intel serta kelima vendor lainnya merupakan paket super murah. “Hanya dengan Rp.300 ribu setiap bulan sudah bisa berlangganan Speedy, gratis komputer, modem dan Yes TV. Adapun jenis komputer gratis itu meliputi jenis NoteBook, NetBook, dan Nettop produk Intel yang diusung vendor dari hp, Acer, Axio, Zyrex dan Byon,” kata Nyoman saat launching Paket Bundling Super Murah Speedy di Plasa Telkom Denpasar (17/7).

Kerjasama ini, lanjut Nyoman, merupakan bagian dari wujud kepedulian Telkom dan Intel dalam memberikan benefit kepada pengguna internet berkecepatan tinggi Speedy di Indonesia. Tak ada lagi hambatan, kesulitan atau kemahalan untuk memperolehnya. “Semuanya diberikan dengan serba mudah, cepat dan murah. Dan ini diberikan karena Telkom memiliki kapasitas untuk itu,” tandas Nyoman.


Get Connected

Sementara Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, dalam Press Releasenya mengatakan bahwa program bersama ini disebut “Get Connected with Speedy.” Tujuannya, kata Eddy, guna meningkatkan akses masyarakat kepada peluang ekonomi dan sosial melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang lebih luas. “Program “Get Connected with Speedy” memberikan kesempatan kepada masyarakat Indonesia untuk memiliki komputer berbasis Intel dengan harga terjangkau yang dilengkapi dengan layanan internet cepat Speedy.”

Dijelaskan Eddy Kurnia, Program “Get Connected with Speedy” , memiliki beberapa sasaran. Di sampingmempercepat penetrasi komputer dan internet kepada masyarakat, juga untuk mendorong industri IT lokal. Program ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk mendukung antara lain bidang pendidikan dan UKM karena selain first time user, target program ini adalah komunitas pendidikan, UKM dan masyarakat umum.

Menurut Eddy Kurnia, dunia saat ini sedang menuju era broadband internet economy , irosnisnya penetrasi komputer di Indonesia baru sekitar 9 persen sedangkan penetrasi internet baru sekitar 1 persen. Rendahnya penetrasi disebabkan biaya koneksi internet dan harga komputer yang relatif berada di atas daya beli masyarakat.

Dukungan Intel

Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia Corporation mengatakan, pihaknya mendukung penuh program “Get Connected with Speedy” karena sejalan dengan program Intel World Ahead yang digagas oleh Intel Corporation sejak 2005 yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan komputer.



“Kami sangat bangga dengan kolaborasi antara Intel dan Telkom,” kata Budi Wahyu Jati, Pihaknya sangat yakin, teknologi informasi adalah salah satu cara untuk memastikan kemajuan bangsa, dan melalui kolaborasi ini, Intel dapat membantu para pengguna melalui teknologi prosesor yang yang dimilikinya serta koneksi internet Speedy yang dapat meraih manfaat yang besar, sehingga mampu meningkatkan penetrasi penggunaan Internet broadband dan kepemilikan PC di seluruh pelosok Indonesia .



Intel World Ahead merupakan program global dari Intel Corporation, untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan teknologi informasi dan komunikasi, dengan memfokuskan usaha Intel kepada pengembangan dan kemajuan empat bidang utama, yaitu: akses ke teknologi dengan harga terjangkau, konektivitas ke internet, pendidikan untuk semua umur dan konten yang relevan dengan kebutuhan lokal.

Kolaborasi Intel, Speedy dan kelima vendor komputer tersebut merupakan salah satu upaya melipatgandakan akselerasi dan akses masyarakat terhadap ICT yang lebih luas, terjangkau dan berkualitas. Hingga akhir Mei 2009, pelanggan Speedy telah mencapai sekitar 850.000 pelanggan. Adapun pengguna internet di Indonesia, saat ini telah mencapai sekitar 25 juta orang. Selengkapnya...

14 Juli, 2009

Update Antivirus Tidak Perlu Sering


Setiap saat, virus komputer tak pernah jemu mengancam sistem Anda. Karena itu biasanya kita selalu disarankan untuk meng-update antivirus yang dipakai.

Namun update mungkin tidaklah perlu terlalu sering dilakukan. Update, bahkan per jam, belum tentu ampuh melindungi sistem jika sang antivirus tidak dapat mendeteksi ancaman baru secara proaktif. Apalagi selalu ada jeda waktu, ketika komputer tidak terproteksi.

Untuk memberikan proteksi berkelanjutan, tutur Yudhi Kukuh (Technical Security Consultant, Eset Indonesia), yang diperlukan adalah kemampuan deteksi dini dalam mengenali gejala (bukan hanya bentuk) ancaman baru. Kemampuan deteksi generik atau heuristik ini sangat berguna untuk mendeteksi ancaman sekarang yang sering bersifat polymorphic, seperti Conficker.

Kemampuan ini justru andalan antivirus Eset. Antivirus dengan ThreatSense Technology ini pun kian memantapkan posisinya di kancah dunia. Lihat saja laporan AV-Comparatives (www.av-comparatives.org).


Dalam pengujian Proactive/Restrospective Test yang digelar AV-Comparatives di bulan Mei 2009, 16 produk antivirus – termasuk Eset - diuji menggunakan update terakhir tanggal 9 Februari 2009 dengan setting deteksi tertinggi (highest detection settings). Untuk sampel, digunakan virus atau ancaman baru yang muncul antara tanggal 9 – 16 Februari 2009. Hasilnya, Eset mencatatkan False Positive sedikit, dan Detection Proactive Rate atau kemampuan Heuristics untuk mengenali ancaman baru 56% - jauh lebih unggul dibanding belasan produk lain yang diuji bersamaan.

Selama semester pertama tahun ini, Eset memang berhasil meraih predikat Advanced+ untuk Main Test yang diadakan tiga bulan sekali. Main Test terdiri dari On-Demand Detection of Malicious Software (Februari 2009) dan Proactive/Restrospective Test (Mei 2009). Proactive/Restrospective Test sendiri adalah tes paling unik dan sangat diperhitungkan untuk melihat kemampuan sebuah scanner antivirus dalam mendeteksi ancaman baru.

Oleh AV-Comparatives, Eset telah dinobatkan sebagai “The Best Antivirus” selama dua tahun berturut-turut.

“Konsistensi kualitas dalam teknologi antivirus memegang peranan utama dalam kinerja proteksi yang dihasilkan. ESET melalui Antivirus NOD32 telah membuktikan staminanya. Catatan untuk Proactive/Restrospective Test sejak Februari 2004 memperlihatkan Eset selalu meraih Advanced+, bahkan pernah dinyatakan sebagai satu-satunya produk antivirus yang meraih Advanced+ pada tahun 2008 (November). Kenyataan ini semakin memantapkan kehadiran ESET sebagai sistem keamanan komputer di Indonesia,” tegas Yudhi.

Saat ini, tambah Chrissie Maryanto (Marketing Communications, Eset Indonesia), Eset banyak dilirik korporasi nasional maupun multinasional di tanah air. “Eset Smart Security yang di dalamnya sudah termasuk Antivirus NOD32 + Anti Spam + Advanced Personal Firewall Versi 4 mulai menjadi pilihan favorit karena kemampuannya yang komprehensif dalam memberikan solusi keamanan komputer. “ Selengkapnya...

23 Mei, 2009

Jangan Hilangkan Kritisme PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi kemahasiswaan yang didirikan oleh kaum muda Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya pada tanggal 17 April 1960 silam. Agar PMII tidak menjadi organisasi “papan nama”, maka di usianya yang kian menua ini, kader-kader PMII dituntut untuk melakukan refleksi organisasi.

Tanpa bermaksud meminggirkan “prestasi” yang telah diukir PMII sejak awal pendiriannya, selama sepuluh tahun terakhir ini, PMII justru terkesan gagap dalam membaca dan menyikapi realitas bangsa yang dipenuhi dengan banyak persoalan. Kegagapan PMII dalam menyikapi persoalan-persoalan strategis bangsa, pada akhirnya membawa PMII ke pinggir sejarah.

Kegagapan PMII dalam menyikapi persoalan-persoalan bangsa jelas bertolak-belakang dengan paradigma kritis yang selama ini digembar-gemborkan sebagai pisau bedah PMII. Di tangan PMII, paradigma kritis seperti pisau tumpul yang untuk mengupas buah-buahan saja tidak bisa. Padahal, di dalam paradigma kritis tersimpan energi gerakan yang jika dimanfaatkan dengan baik akan menghasilkan perubahan luar biasa. Energi yang dimaksud adalah keberpihakan paradigma kritis terhadap kaum yang tidak beruntung.



Ketika paradigma kritis dipakai untuk menyikapi persoalan kemiskinan, misalnya, maka keberpihakan PMII hanya dipersembahkan kepada kaum miskin itu sendiri. Persoalan kemiskinan yang telah mengorbankan sejumlah masyarakat Indonesia seperti Iis Maya yang meninggal di kontrakannya di daerah Tangerang (13/3/08) tentu bukan melulu disebabkan oleh faktor kultural seperti sikap malas masyarakat untuk bekerja, dan bukan hanya karena faktor alamiah seperti bencana alam, melainkan di luar faktor kultural dan alamiah tersebut terdapat faktor struktural yang melegitimasi ketidakadilan ekonomi. Inilah yang disebut dengan kemiskinan struktural.

Ideologi neoliberalisme yang dibawa oleh globalisasi adalah penyebab dominan dari terpeliharanya penyakit sosial bernama kemiskinan yang hingga kini masih bertahan dan mendikte berbagai kebijakan pemerintah Indonesia. Neoliberalisme sendiri adalah paham yang memperjuangkan leissez faire (kompetisi bebas). Dalam kompetisi bebas, bisa dipastikan hanya kaum borjuis saja yang mampu keluar sebagai pemenang, sementara kaum pinggiran yang tidak memiliki modal apa-apa akan terus tergusur.

Dalam bukunya, Bebas dari Neoliberalisme (2003), Mansour Fakih memetakan lima agenda neoliberalisme yang harus dilawan, termasuk oleh kader-kader PMII. Pertama, biarkan pasar bekerja. Pasar dimitoskan bisa memperbaiki nasib masyarakat miskin. Kedua, pangkas subsidi negara seperti yang samar-samar terlihat dalam program insentif dan disinsentif listrik yang belum lama ini digulirkan pemerintah. Ketiga, realisasikan deregulasi ekonomi dengan memangkas peran negara. Keempat, wujudkan privatisasi seperti privatisasi lembaga pendidikan yang telah mengakibatkan harga pendidikan mahal. Kelima, masukkan paham sosial dan solidaritas masyarakat ke keranjang sampah.

Menyikapi persoalan semacam ini, PMII perlu menggunakan paradigma kritis sebagai kritik ideologi (neoliberalisme). Dalam bukunya, Percik Pemikiran Kontemporer: Sebuah Pengantar Komprehensif (2006), Donny Gahral Adian menuturkan bahwa paradigma kritis sebagai kritik ideologi bertitik-tolak dari pemikiran Karl Marx. Marx memahami ideologi sebagai sistem kepercayaan dan persepsi sesat tentang realitas. Marx lalu mengajukan teorinya sebagai sains untuk membongkar kebobrokan ideologi kapitalisme yang berlindung di balik klaim rasionalitas.

Konstruksi pemikiran Marx sebenarnya merupakan ketidakpuasan terhadap dialektika roh Hegel yang dianggap terlalu abstrak dan tidak menyentuh realitas. Marx membalik dialektika roh Hegel menjadi dialektika materi. Jika Hegel yakin bahwa kesadaranlah yang menentukan realitas, maka Marx mendekonstruksinya dengan menyatakan bahwa praksis materiallah yang menentukan kesadaran. Inilah yang membawa Marx pada keyakinan akan adanya penindasan kelas borjuis terhadap kelas proletar yang wajib dilawan.

Pemikiran Marx tentu sangat berpengaruh di dunia. Puncaknya, ketika pemikiran Marx dilembagakan menjadi ideologi negara komunis Uni Soviet pada tahun 1919. Setelah pemikiran Marx dilembagakan menjadi sebuah ideologi negara komunis, Marxisme kehilangan daya kritisnya. Marxisme lalu menjadi dogma yang harus dipatuhi dan ditegakkan tanpa kritik. Pendeknya, Marxisme telah berubah dari pemikiran yang bersifat emansipatoris menjadi ideologi obyektif yang mendasarkan dirinya kepada determinisme ekonomi.

Ideologi sebetulnya merupakan tafsiran manusia atas realitas yang dijadikan pedoman karena dilegalisasi oleh kekuasaan. Ideologi yang dilegalisasi inilah yang menjadi sasaran kritik para filsuf Mazhab Frankfurt seperti Jurgen Habermas yang populer dengan dua mahakarya-nya, The Theory of Communicative Action Vol. I: Reason and the Rationalization of Society (1984) dan The Theory of Communicative Action Vol II: Lifeworld and System (1989). Habermas melihat ideologi dari kacamata dialektika, dimana daya kritis harus tetap ada.

Karena itulah, sebagai sebuah organisasi gerakan kemahasiswaan berskala nasional, PMII tidak boleh kehilangan kritisismenya. Pada saat yang sama, merujuk kepada Ben Agger di buku The Discourse of Domination (1992), PMII dituntut untuk mentransformasikan kematangan intelektualnya guna melakukan investasi sosial, politik, dan kultural. Hal semacam inilah yang akhirnya akan memandu arah gerakan PMII kini dan ke depannya, bukan kepentingan politik praktis belaka.

Akhirnya, semoga PMII mampu menghidupkan kembali kritisismenya. Kritisisme sangat dibutuhkan oleh organisasi gerakan seperti PMII untuk memerangi persoalan kemiskinan yang diderita oleh 34,96 juta masyarakat Indonesia (data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada Maret 2008), sekaligus guna melawan rasio instrumentalis yang menjangkiti elite-elite politik di republik ini. Rasio instrumentalis telah memosisikan masyarakat miskin sebagai komoditas politik yang bisa dieksploitasi.(*)


Selengkapnya...

29 April, 2009

Adil Dalam Pemikiran

Kata adil yang diambil dari bahasa Arab ‘adl,.Dilihat dari akar kata bahasa Arabnya kata ini mempunyai banyak makna yang berbeda-beda. Ia disebut seimbang (sawiyyah: equity) diantara dua pihak. Seimbang di sini tidak selalu sama antara dua pihak tersebut secara kuantitatif, tapi lebih kepada proporsional dan profesional yang menyebabkan perlakuan adil, keadilan (al’adalah: Justice), terhadap pihak-pihak yang terlibat dan tidak hanya pada satu ketika saja, tapi di setiap waktu selalu berbuat lurus dan jujur, yakni makna lain dari kata itu adalah ‘kelurusan dan kejujuran’(istiqamah: rectitude). Dalam perilaku adil yang diistiqamahkan itu menampakkan suatu kesederhanaan, kewajaran, dan tidak berlebihan (al-qasd fi al-umur dan al-tawassuth), sehingga orang adil itu disebut juga bijaksana (hakim) yang diambil dari hikmah (wisdom). Bahkan Allah Swt menyebut orang adil dengan dzawai adl, yakni bisa diartikan dengan yang punya akal, dzawai aql, karena seorang tidak akan disebut bijak jika tidak punya akal, dan akal itu juga tidak saja bermakna rasio sebagaimana konsepsi orang Barat, tapi intellect yang mempersepsikan manusia yang utuh, yang tidak sekedar fisik material tapi juga mental (jasad dan ruh).

Dari konsepsi linguistik di atas, maka wajar apabila keadilan yang bertalian dengan kebijaksanaan itu kemudian dirumuskan oleh para ulama dahulu dengan definisi a harmonious condition of things in their right and proper places (wadhâu syai in fi mahallihi). Kalau dalam bahasa kita disebut dengan menempatkan sesuatu sesuai tempat yang betul dan tepat.

Al-Jurjani dalam al-Ta’rifat-nya menyebutkan bahwa adil itu suatu kondisi di antara ifrat dan tafrit. Bagi ulama fikih, menurutnya juga, ia bermakna menjauhi diri dari dosa-dosa besar; tidak selalu melakukan dosa-dosa kecil; perbuatan yang kebanyakannya benar; meninggalkan perbuatan-perbuatan murahan, seperti kencing dan makan di jalan. Bahkan secara syariat ia merupakan kondisi istiqamah pada yang benar (haq) dengan meninggalkan segala sesuatu yang dibenci agama (syariat).

Ada beberapa penggunaan adl dalam Al-Quran yang bisa juga menjadi acuan makna. Menurut Sa’id bin Jubair untuk merespon apa yang ditulis Abd. Malik, mengatakan ada empat penggunaan makna dalam Al-Quran, yakni adil dalam hukum, adil dalam perkataan, adil berupa fidyah, dan adil bermakna musyrik (tsumma allazina birabbihim yaâdilun).

Yang perlu penulis garis bawahi di sini adalah adil dalam perkataan. Perkataan atau dalam bahasa dikenal dengan qaul adalah kemampuan berucap pada manusia yang dianugerahi Allah swt sebagai forma eksistensi makhluk-Nya yang terbaik (ahsan taqwim). Ia juga mengonsepsikan dzu nuthq, suatu kemampuan dan kekuatan manusia untuk memformulasikan makna dari database ‘aql pada dirinya menjadi kata-kata. Karena adanya kemampuan itulah kemudian manusia disebut ‘aqil. Sebagai akar kata dari akal, kata Arabnya aqala mempunyai makna ikatan (binding atau witholding), yang dalam konteks ini, dalam diri manusia terdapat mekanisme pengikat pengetahuan manusia yang dikenal dengan kata qawl (word). Sehingga kemampuan dan kekuatan berkata-kata itulah yang menyebabkan manusia pantas kalau seandainya ia digelari dengan ‘aqil, ‘adil, hakim, ‘abid, ‘alim, dan lain sebagainya.

Makna keadilan dalam Islam adalah beristiqamah di jalan yang haq, dus, maka fungsi akal manusia untuk mengenali dan mangakui yang benar itu ketika lahir di dunia ini dan selalu beristiqamah di jalannya. Orang yang mengenali lalu mengakui kebenaran itulah yang kemudian dikatakan adil. Yakni ia mampu menempatkan dirinya sesuai dengan yang pernah dijanjikan dan disepakati oleh manusia sebelum eksis di dunia (pre-existence). Maka konsep manusia (Arab: al-insan, English: man) menurut perspektif Islam, yang adil, berpikir bijak, menjadi penting dipahami sejak ia sebelum lahir ke dunia hingga eksis saat ini. Mengapa? Karena jika tidak demikian, lalu manusia hanya dipahami sebagai hasil dari proses evolusi sejarah, mengikuti konsepsi progres, development dan evolution-nya Barat, maka manusia hanya sekedar fisik yang hanya mengikuti perkembangan zaman saja, tanpa mengetahui dan mencoba mengerti bahwa ada the Great designer yang mengcreat dirinya dan alam sekitarnya. Akibatnya, terjadilah pemahaman manusia yang simplistis materialistis yang pada saat ini mengideologi sebagai cara pandang hidup (world view) dan menjadi tren masyarakat kontemporer.

Manusia dan Keadilan

Spesies manusia yang dikenal dengan al-insan, al-nas, al-ins berulang kali disebutkan dalam Al-Quran, yang masing-masing 65 kali, 240 kali dan 18 kali dengan berbagai varian konteks dan makna yang dipancarkan dari kata itu.

Kalau dirujuk ke akarnya, kata ini berasal dari nasiya, yansa (melupakan). Memang manusia punya karakter pelupa di setiap waktu dan tempat. Manusia pun suka melupakan janji yang diucapkannya sebelum ia lahir di depan Allah swt. Ini mengilustrasikan bahwa penciptaan manusia itu mengalami dua tahap. Tahap pertama adalah tahap ghaib dan tahap kedua tahap biologis. Tahap pertama hanya diketahui manusia melalui pesan-pesan wahyu dan yang kemudian dipahami manusia melalui pengalaman dan juga ilmu sains.

Tahap pertama adalah tahapan azali, yang prosesnya secara berkala diceritakan dalam Al-Quran dari pada tiada menjadi ada (ex nihilo); dari tin, turath, salsal dan hamai masnun. Allah Swt sendiri yang meniupkan ruh kepadanya. Itulah insan yang dicipta sebaik-baik rupa oleh Allah dan paling dimuliakan. Pada tahap ini para malaikat diperintahkan sujud kepada yang namanya Adam. Kemudian tahap kedua adalah tahap biologis bagaimana manusia dilahirkan oleh pasangan suami dan istri. Pada tahap ini kejadian manusia memang bisa dipelajari secara biologis mengikut kejadiannya yang juga biologis. Pengetahuan tentang yang kemudian ini tidak perlu wahyu dari Allah, cukup observasi dan eksperimen saja, walaupun wahyu juga telah menyebutkannya secara global. Namun pengetahuan yang pertama tidak bisa disentuh dengan eksperimental saintifik, tapi melalui khabar shadiq yang telah Allah sampaikan kepada nabi-Nya.

Setelah manusia dikonsepsikan tidak saja sebagai aspek fisik tapi juga non-fisik dengan segala tugas-tugas dan hak-haknya, sebagaimana sejarah penciptaannya di atas, maka dalam konteks keadilan yang kita diskusikan dalam paper ini akan menemukan sinkronisasi dengan barometer keadilan yang bisa kita rumuskan, mengikuti konsepsi keadilan di atas, dengan beberapa barometer yang umum dipakai dalam tradisi Islam, sebagaimana berikut: pertama, menempatkan sesuatu pada tempat yang sesuai, tepat dan benar; kedua, mencari atau mengenali dan mengakui kebenaran (al-Haq); ketiga, beristiqmah dalam kebenaran tersebut.

Lawan kata dari adil, sebagaimana dipahami pada umunya, adalah zalim (dzalim), yakni menempatkan sesuatu dilain tempatnya, tidak mau tahu dengan yang hak dan sikapnya mencla-mencle atau plin-plan. Dengan demikian, orang zalim adalah orang yang tidak adil; selalu berbuat kesewenang-wenangan (al-jauru) dan melanggar batas-batas kebenaran (mujawazat al-had). Dalam kondisi ekstremnya, pelaku kezaliman ini disinyalir oleh Al-Quran sebagai pencampur aduk keimanan dengan kezaliman (ilbas al-iman bi zulmin). Kezaliman dimaksud adalah kesyirikan, sebagaimana disebut dalam tafsirnya. Bahkan Allah Swt menyebut Syirik itu sebagai kezaliman yang luar biasa (zulmun adzim). Itulah zalim yang juga mempunyai arti menyimpang dari tujuan semula. Bahasa kontemporernya missorientation, hilang halatuju. Atau bahasa jawanya tak jelas juntrungan.

Adil dalam Menyikapi Suatu Produk Pemikiran

Setiap hasil dari suatu pemikiran, dalam konteks yang global, pasti ia mempunyai tradisi, kultur, cara-cara khas yang dimiliki persekitaran dan lingkungan di mana produk pemikiran itu muncul. Jika dikaitkan dengan suatu peradaban manusia yang juga mempunyai produk-produk pemikiran, maka di sanalah terdapat cara pandang dan mekanisme kerja berpikirnya masing-masing yang kadang ada persamaan, perbedaan dan tarik menarik antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, produk pemikiran adalah hasil worldview masing-masing peradaban dengan keunikannya masing-masing.

Sebagai contoh yang cukup representatif penulis kemukakan pemikiran Islam dan Barat. Keduanya mempunyai cara pandangnya yang berbeda; keduanya menghasilkan peradaban yang sama-sama mepengaruhi dunia saat ini. Kadang juga antara keduanya saling meminjam istilah dan adopsi serta adaptasi konsep-konsepnya. Bahkan keduanya mempunyai mekanisme yang canggih sendiri-sendiri.

Untuk berbuat adil terhadap produk pemikiran, Islam dan Barat, perlu dan sebaiknya memahami keduanya sebagai suatu peradaban. Sedangkan matrik ukur setiap peradaban adalah world view, cara pandang terhadap segala sesuatu, agama atau kepercayaan. Dalam world view itu ada konsep-konsep penting yang membentuk sebuah framework berpikir yang tidak sama antar satu peradaban dengan yang lainnya. Dan Islam secara diametral bertentangan dengan world view Barat Liberal. Oleh karenanya, memahami identitas Islam dan Barat menjadi lebih kompleks dan komprehensif apabila dipahami dalam konteksnya masing-masing dan di sanalah kita meletakkan konsep-konsep dalam world view keduanya secara berhadapan-hadapan. Setelah itu baru kita menganalisisnya secara adil, cerdas dan bertanggungjawab.

Ada beberapa elemen pandangan hidup yang penting untuk dianalisis di setiap peradaban dan elemen-elemen itulah kemudian yang mempengaruhi cabang pemikiran dibawahnya (sub-issues). Para cendekiawan memang tidak sama dalam merumuskan apa saja elemen-elemen itu, namun walaupun elemen-elemen itu berbeda tapi berdekatan dan bisa dirumuskan. Thomas Wall, Niniam Smart, Naquib Al-Attas, ketiganya mempunyai rumusan yang berbeda-beda mengenai elemen world view tersebut. Namun dari ketiganya, kalau diidentifikasi lebih jauh, mempunyai kesamaan dalam 5 elemen penting pandangan hidup setiap peradaban. Lima elemen penting tersebut meliputi’ konsep Tuhan, konsep realitas, konsep ilmu, konsep etika atau nilai dan kebajikan, dan konsep tentang diri manusia.

Dari elemen penting pandangan hidup di atas, penulis ingin mengangkat salah satu saja yaitu konsep ilmunya. Ini penting untuk dikemukakan karena selama ini konsep tentang ilmu ini telah bercampur aduk dan sering secara tidak adil dipahami dan diterapkan dalam dunia praktis secara saling bertukar tempat. Konsep ilmu yang dimaksud di sini adalah apa yang di Barat dikenal dengan epistemologi. Namun karena epistemologi pembahasannya terlalu luas dan kompleks, maka penulis ingin melihat sains kontemporer sebagai produk suatu epistemologi dari sebuah peradaban sebagai contohnya.

Sains dan Ketidakadilan

Salah kasus bentuk ketidakadilan adalah menempatkan sains dalam ilmpu pengetahuan. Sains (science) yang diambil dari bahasa Latin scio, scire, scientia, adalah bermakna; mengetahui, pengetahuan tentang apapun oleh siapapun dengan cara apapun. Itulah makna awal dari sains tersebut. Manusia sebagai subyeknya tidak terbatas kepada ras, agama, geografi tertentu. Obyek sains juga tidak terbatas kepada entitas tententu, apa saja yang bisa diketahui manusia. Begitu juga cara mengetahuinya, tak dibatasi oleh suatu metode tertentu, yang rigit dan mengikat. Itu pada asal mulanya. Namun pada perkembangan selanjutnya, sedikit demi sedikit, ia tereduksi oleh sejarah dan para pelaku sejarahnya. Meminjam istilah Dr. Syamsuddin Arif Sains, telah mengalami pengerucutan maknawi (semantic reduction). Makanya pada saat ini, sains itu hanyalah pengetahuan manusia yang terbatas pada pengetahuan manusiawi mengenai alam jasmani dan alam nyata secara empiris, induktif dan kuantitatif. Sehingga pengetahuan selain fisika, biologi, kimia, dan cabang-cabangnya (astrofisika, geofisika, thermofisika, dsb), selain itu semua maka tidak dianggap sains.

Mungkin kita akan bertanya siapa yang membuat pengertian sains menjadi sempit? Maka jawabannya bisa kita telusuri dalam sejarah panjang Barat dari saat melepaskan diri dari hegemoni kegelapan (dark age) menuju era baru, modern, kemudian enlightenment hingga lahirnya empirisme logik melalui Vienna Circle di Vienna, Austria sekarang.

Hasil identifikasi dan pengamatan mendalam terhadap sains di Barat, Naquib al-Attas menyebutkan beberapa karakteristik mendasarnya: sains dianggap satu-satunya ilmu pengetahuan yang otentik dan hanya terkait dengan fenomena; konsep kebenaran sains, oleh karenanya, bisa berubah sewaktu waktu mengikuti perubahan masa dan tempat; kebenaran teredusir hanya kepada yang inderawi saja; epistemologi sains cenderung mengabaikan otoritas dan intuisi serta menolak wahyu dan agama sebgai sumber-sumber ilmu pengetahuan yang benar, sehingga otoritas dibatasi semata-mata kepada akal dan pengalaman; visi tentang realitas dalam sains telah dibangun menurut perspektif rasonalisme dan empirisme yang mengakibatkan pemahaman alam hanya terbatas pada dunia saja, dan merupakan konsekuensi logis dari sumber-sumber ilmu yang dibatasi kepada panca indera dan kemampuan kognitif; sains bebas nilai (value free), karena sains di Barat seakan lepas begitu saja dari kajian tentang pelaku sains (manusia). Science for Science; dan mengangkat keraguan (doubt) menjadi sebuah metode.

Semua karakteristik tersebut merupakan buah dari worldview Barat yang berprinsipkan dikotomi; berasaskan rasio dan spekulasi filosofis; sifatnya rasional, terbuka dan selalu berubah; dalam memaknai realitas berdasarkan pandangan sosial, kultural, empiris; obyektif kajiannya adalah tata nilai masyarakat. Sementara itu, Islam berdasarkan worldviewnya berprinsipkan tauhid; berasaskan wahyu, hadith, akal, pengalaman dan intuisi; sifatnya otentisitas dan finalitas; ketika memaknai realitas ia berdasarkan kajian metafisis; dan obyek kajiannya visible dan invisible.

Sayangnya, tren masa kini, termasuk yang berlaku di kalangan intelekual sekarang, menjadikan cara pandang sains kontemporer itu sebagai ideologi, sebagai cara terpenting dan utama dalam mengatasi semua perkara hidupnya. Bahkan, tren itu diterapkan pula dalam memahami agama, utamanya Islam, mengikuti upaya-upaya yang telah lama dikembangkan oleh para orientalis Barat. Akibatnya, terjadilah penempatan cara pandang tidak pada tempat yang benar dan tepat. Islam tidak pernah memiliki konsep yang dikotomis, namun ternyata di saat sekarang pemikir-pemikir muda Islam meyakini ada dikotomistik dalam pemikiran Islam. Seperti Islam didikotomikan dengan negara, dengan sains, dengan budaya dan sosial, tanpa ada premis-premis penjelasan yang ilmiah; Islam tidak pernah mempunyai konsepsi bebas nilai, tapi sekarang bebas nilai itu telah diterapkan dalam Islam, seperti anggapan bahwa ilmu itu bebas nilai, padahal di semua kehidupan tak ada yang bebas nilai. Kalau misalkan Vienna Circle telah mematok bahwa sains itu bebas nilai, sebenarnya cap yang distempelkan kepada sains oleh mereka itu adalah juga termasuk nilai. Sehingga pertanyaannya adalah, apa yang bebas nilai di dunia ini?; Hermeneutik, yang merupakan cara interpretasi teks di Barat, adalah cara Barat memahami teks yang memang tidak ada lagi teks yang orisinil, sehingga diperlukan metode interpretasi yang bisa meraba-raba apa disebalik teks yang tidak lagi asli itu. Namun demikian, hasil dari penafsiran hermeneutik itu juga semu, tidak jelas, kebenarannya sama-samar, bahkan menipu. Namun sayangnya metode ini secara tidak ada pertimbangan yang waspada dan hati-hati telah ramai dikalangan pemuda Islam yang berani menggunakannya. Padahal metode tafsir dan taâwil yang sedia ada dalam tradisi Islam, yang mungkin mereka tidak menarik lagi mempelajarinya, tidak lagi memakai dan menerapkannya dalam memahami teks Islam. Padahal juga, teks dalam Islam itu tidak mempunyai problem-problem seperti pengalaman Barat; Di dalam Islam ada konsep qathâi dan ada zanni, ada yang Tsubut ada yang mutaghayyirat. Namun di masa-masa sekarang, tanpa banyak mempertimbangkan dan mempelajarai tradisi Islam yang sebenarnya, para pelajar muda Islam telah menggunakan pradigma Barat yang berakar pada konsep progress, development, dan evolution, secara menyeluruh, tanpa terkecuali, termasuk dalam pemikiran, akidah, keislaman, keimanan, tata nilai, kejadian manusia, dan lain sebagainya. Akibatnya banyak konsep-konsep pentimng dalam Islam telah dianggap kesempurnaanya dan keotentikannya mengikuti perkembangan alam. Ketika alam ini berubah, maka Islam dan segala pirantinya juga berubah. Nah, itulah beberapa contoh kecil salah penempatan konsep-konsep yang tidak adil.

Epilog

Terma adil dalam Islam sangat signifikan karena ia akan berkait dengan konsep-konsep penting lainnya dalam Islam. Ia erat kaitannya dengan definisi Islam itu sendiri, iman, ihsan, manusia, alam, Tuhan, dan lain sebagainya. Dengan demikian membahas adil tidak saja membahas dirinya tapi juga yang terkait dengannya. Itu menunjukkan adanya kesinambungan dan kesatuan antara satu konsep dengan konsep-konsep yang lain (baca: paradigma tauhidi).

Adil dengan makna yang komprehensif akan mengantarkan manusia kepada kebijaksanaan, komitmen, sinergi, evaluatif dan kritis terhadap ketidakadilan. Dengan demikian, afirmasi terhadap kebenaran dari Allah Swt memang tidak bisa dielakkan lagi dan negasi terhadap larangan-Nya juga menjadi sesuatu yang mendesak. Namun, karena seorang yang adil dalam pemikiran itu adalah seorang yang bijaksana, maka ia akan bijaksana juga dalam mengafirmasi dan menegasikan suatu produk pemikiran. Dengan kata lain, sebagai proses epistemis yang mendalam, perenungan atas produk itu niscaya dilakukan dan tidak serta merta menjustifikasi tanpa dasar-dasar kokoh dan mendalam.

Menyikapi suatu produk pemikiran akan dikatakan adil apabila kita dapat menganalisa terlebih dahulu pemikiran tersebut dan menempatkannya sesuai tempat yang benar dan betul. Jika ia merupakan produk pemikiran, katakanlah dari Barat sebagai contohnya, maka perlu dipahami dahulu secara mendalam produk pemikran itu dan disikapi dengan semestinya.

Sains dengan segala cara pandangnya akan sah apabila dipahami menurut kondisi dan situasinya sendiri dan belum tentu pas dengan kondisi dan situasi di tempat lain. Oleh karena itu akan bias apabila cara pandang sains kontemporer tiba-tiba diterapkan kepada Islam tanpa pertimbangan dan analisa mendalam sebelumnya

Selengkapnya...

07 April, 2009

Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.

Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan pembentukan garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari kajianyang rapi dan berat itu, ia dibantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan keadaan yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Dia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).


Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika kajian-kajian lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mantap secara ilmiah bahwa lapisan-lapisan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar garis Arab. Garis-garis ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Kajian ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeza, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, kajian ini diterbitkan di dalam banyak majalah sains di Barat.

Allah berfirman di dalam al-Quran al-Karim sebagai berikut :
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.. (asy-Syura: 7)

Kata Ummul Quran berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam budaya Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ibu memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang saksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh kajian-kajian dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekat yang lalu.

Ada banyak hujah-hujah ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika majoriti negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu solat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata qutr yang berarti diameter, dan ia merujuk pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi. Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Kabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)
Nabi bersabda, Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.
Thawaf di Sekitar Makkah
Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Kabah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.

Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.

Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.

Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. (subhan_albanjari)

Selengkapnya...

05 April, 2009

Tips Sukses Menghadapi Ujian Skripsi, Lisan dan Sidang Karya Ilmiah

Tips Ujian Skripsi 1

"mampus deh gue, baru pertanyaan pertama aja, udah ngga bisa jawab" mungkin itu kalimat yang diucapan dalam hati, oleh mahasiswa yang lagi ujian lisan atau sidang, ketika kick off ujian sudah dimulai dan mulut terkunci ngga bisa jawab pertanyan pertama dari penguji. Keringat dingin pasti keluar, dan perasaan pasrah biasanya segera mengikuti. Agar kejadian ini tidak menimpa anda yang mau sidang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anda pada saat sebelum, ketika sidang berlangsung, dan pada saat pasca sidang, yaitu:

1. siapkan ppt presentasi sebaik mungkin, dan praktekan terlebih dahulu dirumah, presentasilah didepan cermin, dan hitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan semua presentasi. segera kurangi slide yang tidak penting jika waktu presentasi terlalu panjang dibandingkan durasi yang diijinkan

2. pakai baju yang bikin anda Pede. untuk wanita sebaiknya pakai baju yang sopan yang ngga banyak buka-bukaannya. penampilan rapi akan membantu memberikan hallo effect yang baik. penguji juga akan mengapresiasi anda secara positif.

3. datang 1 jam - 30 menit sebelumnya, untuk mempelajari situasi dan mencoba peralatan audio visual, termasuk multi media projector yang akan digunakan. siapa tau format file dan komputer anda tidak cocok dengan format multi media proyektornya.

4. siapkan file presentasi cadangan di flash disk anda, minimal dalam 2 format, ppt 2003 dan ppt 2007, sebagai back up siapa tahu komputer anda ngadat. atau file presentasi tiba-tiba diganggu virus atau makhluk halus lainnya.

5. siapkan hardcopy ppt anda untuk sejumlah penguji dan anda sendiri, siapa tahun mati aliran listrik secara tiba-tiba. tahu sendiri kan, gimana PLN sekarang ini. kalau ada hard copy anda masih bisa berpresentasi dengan bantuan semua audiens membaca hard copu ppt anda.

6. pilih posisi presentasi yang nyaman, dan tidak perpotensi untuk membelakangi audience. upayakan anda ada dalam posisi berhadapan (face to face) secara firm dengan audience.

7. presentasi dengan tenang. jaga kontak mata dengan audiens, hindari membaca tulisan yang ada di layar secara kaku, seperti pembaca berita TVRI. tulisan di ppt sebaiknya pointer saja, dan kalimat presentasi anda improvisasi sesuai dengan karakter anda.

8. jangan meniru gaya presentasi, cara bicara, dan bahasa tubuh orang lain. meskipun anda pengagum salah seorang tokoh populer dan terkenal, sebaiknya tidak meniru gaya mereka. Be Yourself.

9. tidak perlu panik dalam menjawab pertanyaan penguji. jangan langsung menjawab tapi konfirmasikan terlebih dahulu maksud pertanyaan dari si penguji. Yang harus dilakukan mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan, adalah harus bertanya kembali. "Pak, apakah hal ini yang bapak maksud dalam pertanyaan itu?" jadi tugas mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan ujian adalah mengkonfirmasi terlebih dahulu maksud dari pertanyaan si penguji.

10. jangan ngotot jika memang salah atau tidak bisa menjawab. lebih baik mengakomodasi kritik dan keberatan para penguji. jika sudah diakomodasi si penanya biasanya akan mati kutu, tidak bertanya lagi. ngotot akan membuat perdebatan menjadi tidak terkendali.

11. rekam semua presentasi dan tanya-jawab yang terjadi sebagai bahan untuk mengklarifikasi perbaikan dan saran-saran penyempurnaan.

12. segera menghadap pembimbing setelah ada selesai sidang, dan segera perbaiki naskan tulisan anda, sebelum momentum dan rasa malah menyerang anda.

13. selamat belajar dan berjuang!

Tips Ujian Skripsi 2

Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.

Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah "konfirmasi" atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.

Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah "lubang jebakan" agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan penguji.

Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu.

Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi. Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A.

Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa.

Selengkapnya...

Tips Penulisan Karya Ilmiah Dengan Metode Mengikat Makna

Ketika sesi tanya-jawab di acara Seminar Nasional "Menjadi Kaya dengan Menulis" berlangsung, ada dua pertanyaan menarik yang ditujukan kepada saya. Gara-gara saya dipanelkan dengan pembicara lain yang membahas bagaimana menulis karya ilmiah, materi yang saya presentasikan menjadi seperti bertentangan dengan materi yang disampaikan oleh pembicara lain tersebut. Dikarenakan tampak bertentangan itulah, akhirnya, muncul dua pertanyaan menarik tersebut.

Pertanyaan pertama terkait dengan judul tulisan saya ini. "Apakah kiat-kiat menulis yang saya tawarkan dapat digunakan untuk menulis karya ilmiah?" Saya memahami sekali pertanyaan ini karena kiat-kiat saya seperti tak memiliki kerangka disiplin yang jelas, sementara menulis karya ilmiah perlu kerangka formal yang benar-benar sangat jelas.

Pertanyaan kedua masih nyambung dengan pertanyaan pertama, meski tak langsung, yaitu tentang terkesannya materi yang saya sampaikan bertentangan dengan materi pembicara kedua yang sepanel dengan saya. Saya menganjurkan menulis bebas, sementara pembicara kedua—karena menjelaskan bagaimana menulis karya ilmiah—sebaliknya, yaitu menganjurkan menulis karya ilmiah dengan beberapa aturan yang sudah disepakati oleh kalangan akademisi.

Apa Sih Menulis Itu?

Saya menegaskan bahwa materi yang saya sampaikan tidak bertentangan dengan materi yang disampaikan oleh pembicara kedua. Ketika ada dua orang sedang menjalankan kegiatan menulis—yang satu menulis karya ilmiah, sementara yang satunya menulis bukan karya ilmiah—kondisinya sama. Artinya, kedua orang itu sama-sama menggunakan alat-alat tulis yang tidak berbeda, seperti komputer (laptop), mesin ketik, atau alat-alat tulis lain. Kemudian, pada intinya, menulis itu—sekali lagi apa pun jenis tulisan yang ditulis seseorang—adalah kegiatan merangkai huruf menjadi kata, kalimat, paragraf yang terstruktur dan punya makna.

Kiat-kiat yang saya susun dan tawarkan kepada publik berangkat dari sini. Bahkan ketika saya menawarkan konsep "brain-based writing", meskipun dua orang yang sedang menulis itu menjalankan kegiatan menulis dengan materi yang ditulisnya berbeda, saya tetap menganggap bahwa kedua orang itu tetap menggunakan komponen-komponen otak yang sama saat menulis. Benar bahwa tulisan yang dihasilkan itu punya kadar yang berbeda. Namun, sekali lagi, ketika keduanya sedang menjalani kegiatan menulis, ya kondisi dirinya sama, tidak berbeda.

Nah, buku-buku saya yang membicarakan kiat-kiat menulis, sesungguhnya menampung semacam riset kecil-kecilan saya terkait dengan hal-hal mendasar ihwal menulis. Saya menemukan bahwa ada dua ruang untuk menulis. Dua ruang itu bernama "ruang privat" dan "ruang publik". "Ruang privat" sifatnya sangat pribadi dan hanya individu yang menulis itulah yang eksis, sementara "ruang publik" adalah ruang di mana individu itu harus mengikuti aturan pihak lain ketika menulis. "Ruang privat" ini sifatnya subjektif, dan "ruang publik" itu objektif.

Dua ruang itu sangat logis. Ketika saya belum tahu dan belum membedakan secara sangat tegas kedua ruang untuk menulis itu, saya mencampur dua ruang tersebut. Efeknya luar biasa. Saya tidak nyaman dalam menulis. Kadang, bahkan, saya tersiksa ketika menulis. Yang membuat saya frustrasi adalah saya kemudian seperti terbebani ketika menulis karena dua ruang itu saya campur. "Berat sekali ya menulis itu?" Demikianlah. Hal ini dikarenakan saya tidak dapat bebas menulis dan senantiasa cemas apakah tulisan saya sudah objektif (memenuhi kaidah) atau belum.

Ternyata, setelah saya mendengar riset Roger Sperry yang membuktikan manusia punya dua belahan otak—kiri dan kanan—dan masing-masing belahan itu berfungsi secara sangat berbeda, dua ruang yang saya ciptakan itu ternyata sesuai dengan masing-masing fungsi belahan otak. Otak kiri, yang suka mengoreksi, berpikir secara rasional, tertib, dan satu-satu. Otak kanan, sebaliknya, suka dengan kebebasan, berpikir menyeluruh, dan loncat-loncat. Alangkah klopnya jika, pada saat awal menulis, kita menggunakan otak kanan dan mempersepsi sedang menulis di "ruang privat" di mana subjektivitas kita sangat menonjol.

Jadi, ketika kita mengawali menulis, kita bebaskan lebih dulu diri kita dari jeratan aturan menulis yang telah ada di benak kita. Dalam menjalani kegiatan menulis, kita benar-benar melibatkan keinginan, harapan, dan kemampuan kita. Kegiatan menulis ini tidak datang dari luar, tetapi dari dalam. Jadi, ketika kita menulis di "ruang privat", kita mengendalikan semua hal yang ingin kita tulis dan kita menggunakan cara-cara yang memang sesuai dengan kemampuan kita. Saya yakin, jika kita dapat mengawali menulis seperti ini, kita tentu bisa menikmati kegiatan menulis.

Sekali lagi, di "ruang privat", kita bebas menulis apa saja. Setelah menghasilkan tulisan, tulisan yang sudah jadi itu pun tidak buru-buru kita koreksi. Karena, ingat, menulis di "ruang privat" adalah menulis dengan otak kanan yang bebas, yang menyeluruh. Kita menumpahkan segalanya lebih dulu. Kita mengalirkan apa pun yang bisa kita alirkan. Kita harus benar-benar merasa plong atau lega ketika selesai mengalirkan semua yang ingin kita tulis. Inilah kegiatan menulis di "ruang privat". Dan itu bisa dijalankan siapa saja dan bisa untuk menulis materi apa saja termasuk materi yang berkadar karya ilmiah.

Memang, menulis di "ruang privat" baru separo jalan. Sifatnya pun masih subjektif meski, kelebihannya, bahan yang ditulis benar-benar milik diri pribadi yang menulis. Masih ada separo jalan lagi, yaitu menulis di "ruang publik" atau menulis secara objektif, menulis yang disesuaikan dengan aturan yang diciptakan oleh orang atau lembaga lain. Namun, saya yakin, menulis di "ruang publik" akan jauh lebih mudah dan ringan jika diawali dengan menulis di "ruang privat".


"Mengikat Makna" untuk Menulis Karya Ilmiah

Apa yang saya jelaskan di atas merupakan bagian kecil dari kiat-kiat yang saya himpun di dalam konsep menulis yang saya namakan dengan "mengikat makna". Hukum utama "mengikat makna" adalah tidak memisahkan kegiatan membaca dengan menulis. Anda akan menjadi mudah dan ringan dalam menulis—apa pun yang ingin Anda tulis, termasuk menulis karya ilmiah—apabila memadukan kegiatan membaca dan menulis. Menulis memerlukan membaca dan membaca memerlukan menulis. Saya kira ini pasti sesuai dengan aturan objektif di dalam menulis karya ilmiah.

"Mengikat makna", jika diikuti dengan benar, akan membuat seseorang yang sedang menulis karya ilmiah akan mampu menulis karya ilmiahnya dengan bahasa yang mengalir, tidak kaku, dan enak dibaca. Sebagaimana pernah saya ulas di buku saya, Langkah Mudah Membuat Buku yang Menggugah (MLC, 2005), ketika saya mendefinisikan buku-buku yang mengalir, yang saya rujuk, meski tak 100% buku ilmiah, adalah buku-buku yang ditulis dengan "semangat" ilmiah. Artinya, buku itu ditulis dengan bertanggung jawab dan referensinya sangat jelas.

Menurut pengamatan saya, buku-buku yang dikategorikan buku ilmiah, menjadi sangat kaku, kering, dan kadang membosankan karena si penulis karya ilmiah itu tidak memiliki keterampilan menulis (jarang berlatih menulis bebas) dan miskin dalam kosakata (jarang membaca buku yang beragam). Saya yakin, jika si penulis karya ilmiah itu rajin berlatih menulis bebas, lantas menguasai persoalan yang dikajinya, dan kaya akan kata-kata, pastilah karya ilmiahnya bisa mengalir, enak dibaca, dan tidak membosankan. Saya menciptakan konsep-konsep dan kiat-kiat membaca dan menulis dengan tujuan agar sebuah buku—termasuk buku yang masuk kategori karya ilmiah atau buku pelajaran—dapat disajikan dalam bahasa yang mengalir dan enak dibaca.

Jadi, "mengikat makna" ingin membantu siapa saja yang berniat menulis karya ilmiah agar karyanya itu berbeda dengan karya-karya sebelumnya. Karya ilmiahnya menjadi karya yang menerobos, yang mengasyikkan jika dibaca, dan memberikan banyak sekali manfaat. Sayang kan jika kita sudah memiliki potensi untuk membuat karya ilmiah atau sudah menuntut ilmu hingga jenjang yang sangat tinggi, akhirnya, gara-gara terperangkap oleh aturan objektif menulis karya ilmiah yang sudah digariskan, kita (orang-orang yang sangat berpotensi) kemudian terkendala dalam membuat buku atau malah menjadi malas untuk menulis hal-hal yang sederhana.

Nah, sebagai contoh kecil, cobalah ikuti saja saran saya dengan, pertama-tama, membuat dua ruang untuk menulis di dalam benak kita sebagaimana saya jelaskan di atas. Menulislah lebih dahulu secara sangat bebas di "ruang privat". Biasakan untuk "membuang" apa saja setiap hari, lewat menulis bebas, di "ruang privat". Hasil tulisan yang lahir di "ruang privat" ak usah buru-buru dikoreksi, yang penting buang saja—apa pun materi itu termasuk materi-materi yang berkategori ilmiah yang belum teruji benar. Kumpulkan semua bahan tulisan yang masih kasar itu dengan telaten hari demi hari, mingu demi minggu, bulan demi bulan. Menulislah dengan bebas secara mencicil. Menulis tidak bisa sekali jadi. Menulis untuk menghasilkan tulisan yang baik adalah dengan menulis mencicil. Nanti, kalau sudah cukup banyak, mulailah ditata dan masuklah ke "ruang publik". Baca kembali tulisan-tulisan yang masih berantakan itu dan kelompokkan. Gunakan otak kiri untuk menata dan mengoreksinya. Baca buku-buku referensi untuk membuat tulisan tersebut menjadi objektif. Bandingkan dengan tulisan atau buku-buku lain. Saya yakin, jika kegiatan menulis sebagaimana yang saya tawarkan dapat dijalankan secara perlahan dan sedikit demi sedikit, tentulah menulis itu dapat dinikmati dan tidak membebani. Itulah tujuan "mengikat makna" dan kiat-kiat menulis yang saya ciptakan.

Saya percaya bahwa ada materi yang termasuk karya ilmiah yang tidak bisa dijabarkan lewat kata-kata yang mengalir dan enak dibaca. Apalagi jika materi itu berisi data dengan tabel dan grafik yang banyak. Namun, sekali lagi, saya yakin bahwa semua itu bisa disiasati oleh para penulis yang memiliki keterampilan menulis dan kaya akan kata-kata. Saat ini telah banyak buku-buku yang bisa dikategorikan ilmiah tapi disajikan dengan bahasa tulis yang enak dinikmati. Buku karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence, yang sarat dengan riset-riset ilmiah, ternyata bisa disajikan dengan gaya bercerita. Ada kemungkinan, buku Goleman ini tidak murni ilmiah, tapi masuk kategori ilmiah populer.

Saya setuju saja jika buku Goleman dimasukkan dalam kategori tidak murni ilmiah, tapi semi ilmiah atau ilmiah populer. Tetapi, ayolah para sarjana dan cendekiawan Indonesia! Bergairahlah untuk menulis dan membuat buku-buku yang tidak usah ilmiah tetapi dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.[]

Selengkapnya...

Panduan Membuat Skripsi Yang Efektif (Lengkap

Apa itu Skripsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar "lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi".

skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).

Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap universitas/fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya. Anda mungkin saat ini belum "berhak" untuk menulis skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal.

Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda bisa bervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidak lulus).

Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan
menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah "belajar meneliti".

Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang maha berat.

Miskonsepsi tentang Skripsi

Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya "ditujukan" untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata air lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa yang di atas rata-rata.

Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory.

Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.


Kiat Memilih Dosen Pembimbing

Dosen pembimbing (academic advisor) adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang "benar-benar membimbing" skripsi Anda dengan intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan "melepas" dan memberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi.

Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan dosen pembimbing buat Anda. Tentu saja lebih "enak" kalau Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing untuk skripsi Anda.

Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat?

Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) Dosen senior, dan (2) Dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.

Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:

* Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.
* Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat.



Tapi, keuntungannya:

* Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda.
* Anda akan "tertolong" saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk "membantai" Anda.
* Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.



Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak "jaim" dan "tidak sok" kepada mahasiswanya.

Tapi, kerugiannya, Anda akan agak "sendirian" ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan "dihajar" cukup telak. Dan dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membela Anda.

Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing.


Tahap-tahap Persiapan dalam menyusun skripsi

Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan "ditarik" masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.

Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.

Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.

Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.

Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah "hafal di luar kepala" sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya.

Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980.

Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara "baku". Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.


Hal-hal yang Perlu Dilakukan dalam menyusun skripsi

Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.

Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.

Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat Google Scholar atau melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest.

Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang "bertugas" membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, "mengejar" untuk bimbingan, dan seterusnya.

Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat "ketidakpastian" tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.

Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa "pihak ketiga" yang akan membantu membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda.

Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan?


Format Skripsi yang Benar

Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.

Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.

Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan nggak nyambung.

Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.

Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya hipotesis yang diajukan.

Penutup. Berisi ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini.

Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda).


Beberapa Kesalahan Pemula dalam membuat Skripsi

Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.

Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.

Bab I : Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)

Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan.

Joint Hypotheses. Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.

Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.

Kontribusi Riset. Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.


Menghadapi Ujian Skripsi

Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.

Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah "konfirmasi" atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.

Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan penguji.

Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu.

Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi. Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A.

Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa.

Pasca Ujian Skripsi

Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda inginkan.

Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?

Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.

Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar ketertinggalan.

Jadi, menyusun skripsi itu sebenarnya mudah kan?

Selengkapnya...